Thursday, May 17, 2007

PELAJAR YOGYA IKRARKAN PERDAMAIAN; Gangster di Sekolah Mendorong Tawuran

TAWURAN yang terjadi di kalangan pelajar, umumnya karena mis-komunikasi ataupun negative thinking. “Awalnya hanya ejek-ejekan masalah sepele, lalu berkembang menjadi perkelahian,” kata Ketua Umum Forum Komunikasi Pengurus OSIS (FKPO) Kota Yogya, Fajri Kurniawan yang juga siswa SMAN 1 Yogya. Menurut pengamatannya, permainan futsal ataupun basket antarsekolah pun bisa menjadi bahan ejekan.

Demikian pula Mahendra Astu, Ketua Umum Pengurus Perkumpulan OSIS Jogja (POJOG) dari SMPN 2 menyatakan, masalah pacaran juga bisa memicu terjadinya perkelahian. Selain itu adanya gangster di tiap sekolah turut mendorong tawuran.

Dikatakan Fajri, sekolah sebenarnya juga telah bertindak tegas dengan menskorsing siswa yang ketahuan terlibat tawuran. Namun pada kenyataannya, regenerasi gangster selalu ada. “Biasanya yang naik kelas III dibujukin agar mau bergabung,” ucapnya.

Karena itulah, para pelajar Yogya kemudian membentuk FKPO dan POJOG. Tujuannya, untuk mempererat komunikasi pengurus OSIS, sekaligus membantu Dinas Pendidikan Kota Yogya mempertahankan Yogya sebagai Kota Pendidikan yang berkualitas. FKPO pengurusnya terdiri dari pengurus OSIS SMA, MA dan SMK. Sementara POJOG berisi pengurus OSIS SMP dan MTs Yogya.

Mereka membawa misi agar siswa punya rasa memiliki Kota Yogya, salah satunya mengajak siswa bersatu dan tak ada lagi perkelahian antarpelajar di Kota Pendidikan ini.

“Kota Yogya mendapat label sebagai Kota Pendidikan. Tapi banyak perilaku siswa yang perlu mendapat perhatian, misalnya perkelahian pelajar yang masih banyak terjadi. Juga kenakalan lainnya yang akan merusak citra Yogya sebagai Kota Pendidikan,” tutur Kepala Dinas Pendidikan Kota Drs Darno MA di Balaikota belum lama ini.

Untuk mengatasi masalah pelajar ini, pihaknya bersama Dinas Sosial juga telah memiliki semacam program outbond yang diberi tajuk jembatan persahabatan. Di dalamnya tidak hanya anak-anak yang baik yang dilibatkan, namun juga yang tergolong nakal. Tujuannya agar mereka tergugah, bahwa nakal berlebihan merugikan orang lain.

Program-program FKPO 2006/2007 yang akan dijalankan, di antaranya Estafet Pelajar School Area untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional, Mei mendatang. “Ini utuk mempererat tali silaturahmi pelajar,” tutur Fajri. Selain itu The Youth Student Camp for Jogja, berupa kamp yang terdapat semacam kerja sosial di dalamnya, sebagai training pengembangan dan peningkatan kualitas pelajar.

Juga akan ada Pekan Pelajar Jogja Berkarya pada Oktober nanti, yang diisi dengan berbagai lomba. Di akhir acara dilangsungkan deklarasi perdamaian untuk pelajar se-kota Yogya. Usai deklarasi diharapkan tak ada lagi tawuran.

Tak jauh beda, POJOG juga memiliki beberapa program kerja di tahun ini, seperti social worker, Pekan Pendidikan POJOG, Kemah Bakti Siswa serta Change to be better.

Menurut Darno, pihaknya tidak muluk-muluk dengan apa yang dilakukan FKPO dan POJOG. Yang jelas mengajak siswa peduli dan program sejalan dengan tema kota. Contohnya, mengajak siswa menjaga kebersihan, membuang sampah pada tempatnya sesuai tematik bersih dan hijau. Jika ini dibiasakan, maka akan melekat dan menjadi perilaku terbiasa. “Dengan aktivitas yang tidak terlalu muluk-muluk, tapi mendorong siswa agar mempunyai rasa memiliki Kota Yogya,” tandasnya.

(Retno/Dwi Astuti)-m.

No comments: