Thursday, May 17, 2007

Pelajar Yogya Serukan Perdamaian Perkelahian Masih Terjadi

YOGYAKARTA, KOMPAS - Para siswa SMP dan SMA yang tergabung dalam forum komunikasi Organisasi Siswa Intra Sekolah akan menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk seluruh pelajar di Kota Yogyakarta. Perdamaian menjadi salah satu pesan penting yang disampaikan dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

Tahun ini Forum Komunikasi Pengurus OSIS (FKPO) di tingkat SMA akan menyelenggarakan tiga kegiatan, yaitu Estafet Pelajar, The Youth Student Camp for Jogja, dan Pekan Pelajar Jogja Berkarya. Sedangkan empat kegiatan, masing-masing Social Worker, Pekan Pendidikan POJOG, Kemah Bhakti Siswa, dan Change to be Better, akan diadakan oleh Pengurus Perkumpulan OSIS Jogja (POJOG) di tingkat SMP.

Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi ajang kreativitas dan pengembangan diri bagi para pelajar. Selain itu, pelajar juga didorong untuk meresapi misi-misi perdamaian dalam kehidupan mereka. Pada Pekan Pelajar Jogja Berkarya yang akan diisi dengan aneka lomba selama sepekan, misalnya, akan dibacakan deklarasi perdamaian.

"Acara akan diakhiri dengan deklarasi perdamaian dari para pelajar Kota Yogyakarta. Setelah itu, kami berharap tidak akan ada lagi perkelahian," kata Ketua Umum FKPO Fajri Kurniawan, Jumat (23/3), dalam jumpa pers di Balaikota.

Salah paham

Menurutnya, sampai saat ini perkelahian pelajar masih saja terjadi karena beberapa faktor. "Kebanyakan disebabkan kesalahpahaman dan negative thinking di antara pelajar," tutur Fajri. Selain itu, harga diri yang terusik ketika diejek oleh pihak lain membuat pelajar makin emosi dan akhirnya terpancing untuk berkelahi.

Ketua POJOG Mahendra Astu juga mengungkapkan hal-hal sama sebagai penyebab perkelahian. "Kesalahpahaman sendiri bisa karena banyak hal, seperti pertentangan gangster atau masalah pacaran," ujarnya.

Peraturan atau sanksi yang berbeda-beda di masing-masing sekolah dalam menangani perkelahian membuat kasus-kasus itu masih sering terjadi. Apalagi, ada kelompok-kelompok yang ditengarai mewariskan kegiatan perkelahian secara turun-temurun pada adik-adik kelas.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Darno mengungkapkan, pembinaan dapat dilakukan melalui kegiatan- kegiatan yang menyatukan para pelajar baik yang sering maupun tak pernah berkelahi. "Senakal apa pun anak harus tetap diberi apresiasi," katanya. Ia menambahkan, operasi pelajar dan pembinaan pun tetap dilakukan untuk menghentikan perkelahian pelajar. (AB3)

No comments: